Bangkok- Pattaya. Hari ini agenda nya ke kuil Erawan Shrine lalu meluncur ke Pattaya, dari khaosan untuk menuju ke kuil Erawan Shrine gw naik Chao praya express boat 14 baht sampai Saphan Taksin Station, lalu naik BTS Sukhumvit Line turun di Chit Lom Station (E1), letaknya berada di sudut Ratchadamri Road dan Phloen Chit Road, samping Grand BangkokDay 15 - Menikmati Khao San Road Nightlife 15,00 - 17.00 : Setelah sampai di Bangkok, kitapun turun disekitaran Khaosan Road, dan kebetulan nemu tempat makanan halal di gang yang ada dipinggir jalan dan beruntungnya lagi dapet rezeki anak soleh dari seoang muslim pattani yg mentraktir kita makan. 6zQd. Ditulis oleh ImmaSiapa yang ingin berlibur ke negeri Gajah Putih Thailand? Kamu yang sedang membaca artikel ini pasti salah satu diantaranya, bukan? Ya! Selain Singapura dan Malaysia, Thailand merupakan negara di ASEAN yang juga menjadi destinasi wisata incaran para wisatawan asal Indonesia. Ada apa sih di Thailand? Jawabannya semuanya ada, mulai dari wisata pantai, wisata kuil, wisata belanja, dan yang tidak kalah tersohor adalah wisata kulinernya. Bahkan, berkunjung ke Thailand tidak akan cukup hanya sekali saja karena wilayah yang layak disinggahi pun cukup banyak seperti Bangkok, Phuket, Pattaya, Phi-Phi Island, Krabi dan masih banyak lagi. Alasan lain kenapa kamu harus datang ke sini adalah karena biaya liburan yang cukup terjangkau. Bisa dibilang budget liburan ke Thailand hampir sama dengan budget liburan ke Malaysia, namun lebih hemat jika dibandingkan dengan biaya liburan ke Singapura. Lantas, berapakah budget yang dibutuhkan untuk menghabiskan waktu liburan di Thailand ala backpacker? Berikut ulasan lengkapnya ala Keluyuran. 1. Tiket Pesawat Kebanyakan first timer mendarat di Bangkok, baru kemudian mengeksplor daerah-daerah lain seperti pattaya, phuket, dan lain-lain. Di Bangkok sendiri ada dua bandara yang melayani penerbangan internasional yaitu Bandara Suvarnabhumi dan Don Mueang. Bedanya apa? Bandara Suvarnabhumi dikhususkan untuk keberangkatan dan kedatangan maskapai full service, sedangkan bandara Don Mueang diperuntukkan khusus untuk para maskapai low budget. Nah, sampai sini sudah diputuskan akan mendarat di bandara mana? Harga tiket pesawat normal tujuan Bangkok berkisar antara 2 hingga 3 jutaan untuk maskapai LCC Low Cost Carrier dan sekitar 3 hingga 5 jutaan untuk airline full service. Jika kamu rajin berburu tiket promo dan kebetulan beruntung, kamu bisa mendapatkan harga murah di kisaran 1,5 jutaan atau bahkan lebih murah dari itu. Kebanyakan harga promo super murah memang dijual oleh maskapai LCC seperti Air Asia, Thai Lion, ataupun Scoot. Harga tersebut dengan asumsi tanpa bagasi dan hanya kabin sebesar 7kg. Jadi sebagai gambaran siapkan dana sekitar 1,5 hingga 2 juta rupiah untuk tiket pesawat. 2. Penginapan Jangan terkejut karena harga penginapan di Bangkok dan daerah Thailand lainnya ramah sekali di kantong. Untuk hostel backpacker dengan kriteria dormitory dan kamar mandi bersama tanpa sarapan, ratenya mulai dari Rp 100 ribuan saja. Meskipun murah namun jangan dulu underestimate karena di hostel-hostel di Bangkok cukup nyaman dan bersih. Jika ingin yang lebih nyaman dan lebih privacy, kamu bisa menginap di hotel dengan kisaran harga Rp 350 ribuan per malam. Dan jika ingin lebih hemat lagi, kamu bisa mengajak teman untuk sharing cost dan menginap di hotel bersama. Cukup ekonomis, bukan? Jadi, sebagai acuan sebaiknya kamu rata-ratakan biaya menginap sebesar Rp 200 ribu untuk satu malam. 3. Makan Bersyukur karena harga makanan di Thailand termasuk murah-murah dan tidak berkali-kali lipat harganya seperti halnya di Singapura. Kisaran sekali makan di Thailand adalah 50 - 200 baht tergantung dimana kamu membeli makanan tersebut. Untuk jajanan atau makanan di kedai kaki lima, kamu cukup merogoh kocek 50 - 100 baht saja atau sekitar 15 sampai 40 ribu rupiah. Sedangkan untuk makan di restoran atau makanan cepat saji di mall-mall besar, siapkan budget sekitar 150 hingga 200 baht atau masih kurang dari Rp 100 ribuan. Tentunya jumlah tersebut tergantung pada berapa banyak menu dan porsi yang kamu pesan. Semakin banyak, pasti akan semakin mahal bukan? Sebagai perkiraan, untuk sekali makan dengan paket menu yang terdiri makanan berat, minum dan dessert atau jajanan, siapkan alokasi dana sebesar 100 ribu rupiah. Dengan harga tersebut sudah cukup mewah untuk backpacker di Thailand. Jika ingin lebih hemat dana sebetulnya bisa, yang sulit adalah menahan hasrat untuk tidak jajan. Maka, kita pukul rata saja untuk biaya makan satu hari adalah sebesar Rp 200 ribu. Di Thailand jajanan dan makanannya murah-murah dan enak-enak. Tampilannya pun menggugah selera mulai dari buah-buahan yang segar dan besar, street food seperti ayam goreng, seafood tusuk, dessert mango sticky rice, hingga ke makanan seperti tom yum, seakan tidak ada habisnya bicara tentang kuliner Thailand. Jadi sayang sekali jika sudah jauh-jauh kesini tapi tidak mencicipi semua kuliner lezatnya. 4. Transportasi Ada banyak jenis transportasi di Thailand yang siap mengantar wisatawan menjelajah negara ini. Namun yang paling populer dan ekonomis adalah bus, perahu, dan juga BTS. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Saat melihat ada tiket Lion Air Jakarta-Bangkok dijual seharga 400 ribuan, saya tak pikir panjang lagi untuk membelinya. Tiket itu untuk keberangkatan 6 bulan kemudian. Lalu saya mengecek tiket Bangkok-Jakarta 5-7 hari setelah keberangkatan, harganya sekitar 800 ribuan. Saya pikir masih agak mahal, jadi saya tunda dulu pembelian tiket balik ke Jakarta. Beberapa hari kemudian, saya mengecek lagi. Aduh, harganya malah sudah mencapai 1 juta. Akhirnya saya putuskan untuk membeli tiket seharga 1 juta itu daripada semakin mahal di kemudian selama kurang lebih 6 bulan akhirnya tiba. Tiket yang sudah saya beli jauh-jauh hari sempat mengalami beberapa kali perubahan jadwal dari pihak maskapai. Untungnya perubahan tidak berbeda jauh dengan jadwal semula. Rencananya, saya akan berada di Thailand selama 6 hari 5 malam dengan tujuanBangkok – Pattaya – Ayutthaya. Untuk akomodasi, saya sudah booking sebulan sebelumnya. Awalnya saya mencoba booking di dan Jenis penginapan yang ditawarkan ternyata tidak banyak, terutama untuk kelas budget hostel, berbeda jauh dengan situs Agoda yang menawarkan banyak pilihan. Seperti trip sebelumnya, saya kembali memesan di penginapan yang ditawarkan sebanyak di Agoda, tanpa kartu kredit, dan harganya tidak jauh beda dengan memesan langsung di Agoda. Akomodasi kali ini, saya memilih penginapan di daerah Silom, tepatnya di The Urban Age. Saya booking di dormitory room yang diisi 6 penghuni. Total tarifnya sekitar 450 ribu rupiah untuk 5 malam, non breakfast. Murah bukan? Ya iyalah, namanya juga hostel kelas backpacker. Saya memilih daerah Silom karena letaknya yang strategis di tengah kota, pusat keramaian, dan yang terutama karena dilalui jalur BTS Skytrain dan MRT. Namun bagi yang ke Bangkok bersama anak kecil, Silom tidak dianjurkan, karena daerah ini adalah red light-nya Bangkok. Sama halnya dengan daerah Sukhumvit yang merupakan pusat hiburan malam di Bangkok. Area yang paling populer bagi backpacker di Bangkok adalah Khaosan Road, disanalah berkumpul para backpacker dari seluruh dunia. Banyak hostel murah di kawasan ini, sekaligus sebagai pusat perbelanjaan yang menawarkan aneka macam barang. Untuk yang datang bersama keluarga, menurut saya area ini juga kurang cocok, karena suasananya terlalu berisik. Selain itu Khaosan Road tidak dilewati jalur BTS ataupun MRT, jadi akses ke kawasan ini hanya menggunakan bus, taxi, ataupun tuktuk. Menginap di daerah Siam mungkin lebih cocok bagi yang datang bersama utama berpergian ke Bangkok, -yang tidak ditemui di Singapura dan Kuala Lumpur-, adalah soal bahasa. Banyak yang bilang jika sebagian besar orang Thailand tidak bisa berbahasa Inggris. Jangankan bicara bahasa Inggris, sebagian bahkan tidak bisa membaca huruf abjad biasa, karena mereka sehari-hari menggunakan huruf Thai. Sebagai antisipasi, saya menuliskan beberapa kosakata penting di kertas, lengkap dengan terjemahan menggunakan tulisan huruf Thai. Diantaranya adalah kata β€œno pork”, juga lokasi-lokasi tujuan wisata yang sekiranya agak sulit dicari, sehingga saya cukup menunjukkan tulisan itu kepada orang yang ditanya. Beberapa kalimat penting dalam bahasa Thai juga saya pelajari, seperti β€œsawatdee krab” halo dan β€œkhop khun krab” terima kasih. Masyarakat Thailand akan lebih senang apabila berbicara dengan orang asing yang berusaha berbicara dengan bahasa mereka. Lucu juga, saya berusaha mengucapkan kata-kata dalam bahasa Thai namun masih menggunakan logat Jawa yang kental. Bodohnya saya, kata-kata penting dalam bahasa Thai yang sudah saya tulis dalam huruf Thai, akhirnya malah lupa saya print. Saya baru ingat saat sudah tiba di bandara. Duh! Satu lagi yang menjadi kendala di Thailand adalah soal makanan bagi mereka yang muslim. Dimana-mana selalu ada menu prak-prok prak-prok alias menu babi. Tapi jangan khawatir, selalu akan ada jalan untuk setiap permasalahan. Setidaknya saya membawa roti cukup banyak dari Jakarta untuk antisipasi kelaparan namun dalam keadaan sulit mencari makanan membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan backpacker ke Thailand, saya pun menyusun itenary. Enam hari hanya untuk di Bangkok saya rasa terlalu lama. Saya pun memasukkan Pattaya dan Ayutthaya sebagai destinasi lain karena jaraknya dekat dengan Bangkok. Phuket ataupun Chiang Mai tidak saya masukkan dalam daftar karena bakal memakan banyak waktu jika harus ditempuh lewat jalur darat. Itenary yang susun juga mencakup estimasi biaya, total sekitar 6000 Baht. Biaya ini tentu saja di luar biaya tiket pesawat dan penginapan. Sebagai amannya, saya menyiapkan 9000 Baht untuk 6 hari di Thailand. Saat saya menukar rupiah ke baht, nilai tukarnya sedang tidak bagus, mencapai 390 rupiah per baht. Jangan mencoba untuk menukar rupiah saat di Thailand. Tidak setiap money changer menerima rupiah, dan kalaupun ada, hanya dihargai nol koma nol nol sekian baht untuk satu 1Pesawat yang saya tumpangi landing di bandara DMK, Bangkok sekitar jam 11 siang. Sebenarnya saya lebih ingin pesawat landing di bandara Suvarnabhumi karena ingin melihat langsung bandara kebanggaan warga Thailand tersebut. Namun karena Lion Air sudah memindahkan operasionalnya di bandara DMK bersama Air Asia, ya apa boleh buat. Terminal kedatangannya biasa saja, suasananya hampir sama dengan bandara Cengkareng, namun masih kalah megah dengan Changi ataupun KLIA. Sebelum melanjutkan perjalanan, saya berniat mencari makan dulu di bandara. Karena cukup lapar, saya ingin makan nasi. Kendala yang saya khawatirkan langsung terjadi di awal kedatangan, yaitu sulit menemukan menu selain prak-prok prak-prok. Akhirnya saya ketemu juga dengan nasi kotak, menunya nasi goreng + ayam + telur rebus. Pada sendokan pertama, saya merasakan ada yang aneh dengan nasinya. Rasanya tidak nyaman di lidah, dan saya memutuskan untuk tidak doyan. Saya malah curiga masih ada unsur prak-prok prak-prok di nasi goreng ini. Apalagi akhirnya saya tahu jika di tempat saya membeli nasi goreng ini juga menyediakan menu lain yang mengandung prak-prok prak-prok. Nasi itu pun saya buang, dan saya makan roti saja yang dibawa dari bandara DMK, saya melanjutkan perjalanan menggunakan shuttle bus bertuliskan A1. Shuttle bus ini menghubungkan DMK dengan stasiun BTS, tepatnya di stasiun BTS Mo Chit. Tarifnya 30 Baht, waktu tempuh kurang lebih 45 menit. Kesan pertama saya tentang Bangkok, suasananya kurang lebih sama dengan Jakarta ataupun Kuala Lumpur, baik dari jalan tol yang saya lalui ataupun bangunan-bangunan di saya tiba di stasiun BTS Mo Chit. Banyak turis asing yang juga turun disini. Dan ini adalah pengalaman pertama saya naik BTS di Bangkok. Selalu ada perasaan deg-degan tiap pertama kali akan menggunakan mesin tiket dimanapun itu. BTS di Bangkok cukup sederhana karena hanya mempunyai dua jalur, yakni Silom Line dan Sukhumvit Line, dengan stasiun BTS Siam sebagai stasiun pertukaran. Jalur MRT lebih sederhana lagi karena hanya mempunyai 1 jalur, dengan stasiun MRT Silom dan stasiun MRT Sukhumvit sebagai stasiun penghubung antara jalur MRT dan BTS. Ditambah dengan satu jalur Airport Line yang menghubungkan bandara Suvarnabhumi dengan stasiun BTS Phaya Thai dan stasiun MRT Phetchaburi, sistem perkeretaapian di Bangkok secara umum terlihat simpel. Selengkapnya mengenai transportasi di Bangkok bisa dilihat di Mesin tiket otomatis BTS hanya menerima uang koin pecahan 1, 5, dan 10 Baht. Jika tidak memiliki uang koin, kita bisa menukarnya di tempat penukaran yang ada di tiap stasiun. Tarifnya bervariasi tergantung jarak, dari 15 Baht hingga lebih dari 50 Baht. Setiap mesin tiket dilengkapi dengan peta jalur BTS yang menginformasikan berapa jumlah uang yang harus kita bayar. Tinggal lihat kemana stasiun tujuan, di sebelah tulisan stasiun ada informasi angka yang harus dibayar. Lalu kita tekan angka yang dipilih, masukkan koin, lalu keluarlah kartu BTS dan uang kembalian kalau ada. Alhamdulillah percobaan pertama saya hari ini lancar tidak ada masalah. Kartu tersebut kemudian dimasukkan ke lubang di sebelah gate, lalu ambil kembali, dan gate akan terbuka. Begitu pun saat keluar stasiun, tinggal masukkan kartu ke lubang sebelah gate, namun tidak perlu mengambilnya kembali. Bila ingin melihat tata caranya secara lebih jelas dan detail, bisa disearch di youtube, disitu diperlihatkan secara lengkap langkah-langkahnya. BTS bersama MRT adalah solusi utama yang dikembangkan di Bangkok untuk mengatasi kemacetan. Perbedaannya, jika lintasan BTS ada di atas jalan raya, lintasan MRT berada di bawah tanah. Kabarnya, lalu-lintas di Bangkok sama macetnya dengan Jakarta. Kalau sekilas saya melihatnya, memang macet sih, namun tidak separah Jakarta. BTS yang saya naiki ini nyaman dan cepat, tidak perlu waktu tunggu yang lama. Tujuan saya adalah ke stasiun BTS Siam karena hari ini akan mengunjungi Museum Madame Tussauds di Siam Discovery. Kawasan Siam sendiri dikenal sebagai pusat perbelanjaan utama di Bangkok, karena disinilah berdiri mall-mall besar. Dari stasiun BTS Siam sudah terlihat gedung-gedung pusat perbelanjaan seperti Siam Paragon, Siam Discovery, MBK, dan sebagainya. Sebenarnya agak repot jika mengunjungi objek sambil membawa tas ransel besar dikarenakan saya belum check in. Apa boleh buat, waktu mesti dimanfaatkan secara optimal, dan kebetulan Siam Discovery ini letaknya searah menuju penginapan saya di Silom. [caption id="attachment_362965" align="aligncenter" width="300" caption="Siam Paragon"][/caption] [caption id="attachment_362966" align="aligncenter" width="300" caption="Siam Discovery 1"] 142028078011880846 [/caption] [caption id="attachment_362967" align="aligncenter" width="300" caption="Siam Discovery 2"] 142028105013348059 [/caption]Museum Madame Tussauds terletak di lantai 6 Siam Discovery. Untuk mallnya sendiri, tidaklah berbeda dengan mall-mall di Jakarta. Harga tiket masuknya 800 Baht. Saya mendapat diskon 10% sehingga hanya membayar 720 Baht. Saya sendiri tidak tahu dapat diskon dalam rangka apa. Yang sempat saya baca, diskon diberikan kepada mereka yang memesan secara online, lalu datang saat museum baru buka ataupun mau tutup. Saya sengaja tidak memanfaatkan fasilitas ini karena berarti membuat itenary yang sudah saya susun menjadi tidak Madame Tussauds di Bangkok adalah yang ke 10 dunia. Dan katanya, adalah museum pertama yang patung-patung lilinnya boleh disentuh ataupun dipeluk. Di dekat pintu masuk, ada patung Leonardo Di Caprio yang menyambut. Walau saya belum pernah melihat aslinya, tapi menurut saya patungnya sangat mirip dengan aslinya. Detail-detailnya terlihat sangat diperhatikan. Mudah-mudahan patung-patung lainnya yang ada di dalam museum juga sama bagusnya. [caption id="attachment_362968" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Lilin Leonardo di Caprio"] 1420281572912610433 [/caption]Patung lilin pertama yang bisa dilihat di dalam museum adalah patung raja dan ratu Thailand. Memang, dari sekitar 70 patung yang ada disini, 30% adalah tokoh-tokoh penting di Thailand. Sementara sisanya adalah para negarawan, artis, atlet, tokoh film, ataupun ilmuwan dari seluruh dunia. Setelah patung raja Thailand, yang kemudian terlihat adalah patung Bapak Soekarno, presiden pertama RI. Sebagai orang Indonesia, saya cukup bangga Bapak Soekarno ditempatkan di barisan paling depan setelah raja Thailand. Patung negarawan lain yang ada disini antara lain Mahathir Muhammad dan Mahatma Gandhi. Dari kalangan artis ada Brad Pitt dan Angelina Jolie. Dari atlet ada David Beckham dan Tiger Wood. Patung Albert Einstein mewakili kalangan ilmuwan. Sementara tokoh filmnya ada Doraemon dan Wolverine. Semua patungnya menurut saya menarik dan dibuat detail. Para pengunjung pun beramai-ramai berfoto dengan tokoh idolanya masing-masing. Di sejumlah patung, ada petugas yang memberi jasa fotografi kepada pengunjung. Dan sahabat terbaik saya selama di museum tentu saja adalah tongsis saya. Thanks God. Kehadiran tongsis membuat single traveler seperti saya menjadi tak mati gaya di tengah keramaian. Walau hanya bisa bergaya terbatas itu-itu saja, menurut saya sudah lebih dari cukup. Setidaknya tidak perlu repot mencari orang yang bersedia memfoto saya. Foto favorit saya hari itu adalah ketika saya berfoto dengan Doraemon. Hehehe. [caption id="attachment_362969" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Lilin Bp. Soekarno"] 14202817352005557887 [/caption] [caption id="attachment_362970" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Lilin Lady Diana"] 14202818482142632687 [/caption] [caption id="attachment_362971" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Lilin David Beckham"] 142028200484848230 [/caption] [caption id="attachment_362972" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Lilin Mario Maureer"] 14202821151535279949 [/caption]Puas berkeliling museum, perut saya menjadi lapar karena dari pagi sampai sesore ini belum makan nasi. Yang ada di otak saya, saya ingin makan masakan Indonesia di MBK. Salah satu referensi tempat makan halal yang saya dapat adalah di restoran Djimbaran di MBK lantai 5. Stasiun BTS terdekat menuju ke MBK adalah stasiun BTS National Stadium yang hanya berjarak 1 stasiun dari stasiun BTS Siam. Dari stasiun BTS National Stadium ada jembatan penghubung menuju ke MBK lantai 2. Saya tinggal naik beberapa escalator lagi untuk mencapai tujuan. Hari ini agenda tunggal saya ke MBK hanyalah untuk makan saja, tidak ada yang lain. Aktifitas mengeksplore MBK lebih dalam sudah saya jadwalkan untuk beberapa hari ke depan. Restoran Djimbaran terletak di dalam food court The 5th Food Avenue bersama dengan sejumlah restoran lain. Saya langsung menuju ke tujuan tanpa melihat restoran-restoran lain. Harga makanan di restoran Djimbaran minimal sekitar 150 Baht. Aduh, harga ini jauh diatas anggaran yang sudah saya tetapkan untuk sekali makan, yaitu antara 30-50 Baht. Ok, mungkin karena ini di dalam mall, sementara saya menggunakan standard makan di pinggiran jalan. Gak papa lah, toh saya sudah menganggarkan 3000 Baht untuk biaya tak terduga. Saya pun memesan nasi goreng udang seharga 160 Baht, plus jus kiwi seharga 80 Baht. Belum apa-apa sudah banyak pengeluaran di hari pertama ini. Saya bisa bilang, makanan disini enak dan memuaskan. [caption id="attachment_362973" align="aligncenter" width="300" caption="MBK"] 14202822421852127192 [/caption]Selesai makan, saya langsung bertolak ke penginapan di kawasan Silom. Kawasan Silom bisa dicapai dengan naik BTS dari stasiun BTS National Stadium, turun di stasiun BTS Saladaeng. Dari stasiun BTS Saladaeng, saya berjalan kaki mencari penginapan saya di Silom 6. Kawasan Silom adalah kawasan yang sangat ramai, sebagai pusat perkantoran, perbelanjaan, sekaligus pusat hiburan malam di Bangkok. Tak sulit menemukan The Urban Age yang merupakan nama hostel saya. Dari luar, hostelnya terlihat kecil sebagaimana layaknya hostel-hostel backpacker pada umumnya. Setelah check in, saya diantar petugasnya menuju ke kamar. Betapa terkejutnya saya karena ternyata kamar saya di lantai 6. Cukup capek juga berjalan naik tangga sampai lantai 6 sambil menggendong ransel yang masih penuh. Tapi setidaknya saya tidak sampai ngos-ngosan seperti mbak-mbak petugas hostel yang mengantar saya. [caption id="attachment_362974" align="aligncenter" width="300" caption="The Urban Age"] 1420282464930677516 [/caption]Beberapa informasi penting terkait kamar hotel saya tanyakan kepada petugasnya. Kamar mandi bersama ada di lantai 5, yang berarti saya mesti turun naik 1 lantai untuk ke kamar mandi. Wifi tidak tersedia sampai ke lantai 6, jadi saya mesti turun ke lantai dasar untuk bisa main internet. Oke sip. Lampu kamarnya hanya satu lampu neon besar, tidak ada lampu kecil untuk masing-masing kasur seperti halnya kamar-kamar dorm di Singapura. Begitu pun dengan colokan listrik, terpusat jadi satu di dekat pintu, sehingga agak menyusahkan saya yang mendapat kasur di dipan atas karena mesti naik turun untuk sekedar mengecharge hp. Ketika saya mencoba menyalakan AC ternyata tidak bisa, petugasnya bilang jika AC memang dimatikan dari jam 11 siang sampai jam 5 sore. Hah? Baru kali ini saya mendapati aturan hostel yang seperti itu. Padahal sekarang belum jam 5, dan saya ingin beristirahat ngadem karena perjalanan cukup melelahkan dari pagi. Akhirnya saya beristirahat dengan hanya memakai celana pendek dan pintu kamar setengah terbuka. Esok hari perjalanan akan Lihat Travel Story Selengkapnya Itinerary Thailand 5 hari 4 malam cuma 2 jutaan! Tulisan ini merupakan edisi rapi catatan perjalanan saya jalan-jalan ke Thailand sebelum pandemi. Berhubung sudah mulai banyak teman yang bertanya lagi tentang Itinerary Thailand, semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman untuk menyusun Itinerary liburan ke thailand selama 5 hari 4 malam dan mengunjungi dua kota besar di negara itu yaitu di Bangkok dan Pattaya! Baca Itinerary Liburan ke Jepang Ini merupakan lanjutan perjalanan setelah 3H 2M di Myamar, untuk biaya selama jalan-jalan di Bangkok dan Pattaya kurang lebih 2 jutaan selama 5H 4M tanpa tiket pesawat tentunya. Adapun rincian perjalanan dan biayanya sebagai berikut ini. Hilight ArtikelDay 1 Bangkok Grand Pallace, Wat PhoDay 2 Bangkok Madame Tussaud Bangkok, ChachutakDay 3 Jalan Jalan di PattayaDay 4 Keliling Pattaya Koh Larn & Sanctuary of TruthDay 5 Pattaya – Bangkok – Jakarta – Surabaya Day 1 Bangkok Grand Pallace, Wat Pho Hari pertama di Bangkok, aku jalan berenam aja ke Grand Pallace dan Wat Pho. Setelah itu jalan-jalan cantik ke terminal 21 buat makan. KegiatanBiayaPerjalanan dari Yangon ke Bangkok Air AsiaIDR Don Mueang – VX Fifty Hostel Tengah malam enggak ada kendaraan umum, 2 Taksi 1200 Bath dan Tol THB 100 THB 1300 dibagi bertujuh 185Nginep di VX Fifty Hostel 3 Malam DormIDR beli di SevelTHB 35 Main ke Grand Pallace Dari VX Fifty Hostel jalan kaki 700m ke BTS Station Naik BTS dari On Nut ke Saphin Taksin 42 Bath Naik Chao Phraya Express ke Tha Chang Cross River Ferry Pier 40 Bath sekali naik Jajan di sekitar Grand Pallace 50 Bath Tiket masuk Grand Pallace 500 Bath THB 632 Main ke Wat PhoTHB 100 Makan Malam di Terminal 21 Chao Phraya Express Tha Tien – Satron 40 BathBTS Saphin Taksin – Asok 42 BathTurun BTS Asok sudah sampai di Terminal 21. Food court ada di lantai 5. Top up voucher untuk beli makanan Makan Nasi Biryani 35 BathMinum Jus Nanas 15 Bath Pulangnya BTS Asok – On Nut 42 Bath THB 174 Jajan di Pasar Malam Jus ManggaTHB 20 Total 1 Bath = IDR 375 Day 2 Bangkok Madame Tussaud Bangkok, Chachutak Hari kedua di Bangkok aku jalan cuma berempat aja, karena setiap orang punya tujuan yang beda-beda jadi fleksibel aja sih buat jalannya. Nah, di hari kedua ini main ke Madam Tussaud Bangkok sama keliling Pasa Chachutak sampek capek πŸ˜€ KegiatanBiayaSarapan beli di Sevel Sarapan THB 35 Beli SIM Card Dtac Happy Tourism buat internetan THB 299 THB 234Main ke Madame Tussaud Bangkok Pre Book Online maksimal H – 24 Jam 425 Bath BTS On Nut ke BTS Mo Siam 42 Bath Jalan kaki dari BTS SIAM ke Siam Discovery. Madame Tussaud ada di lantai 6 THB 467Main ke Pasar Chachutak BTS Siam – Mo Chit 42 BathJajan Banana Pancake 40 Bath Makan Siang 80 Bath Makan Malam 250 Bath. Thai Massage 1 jam 150 Bath Pulangnya BTS Mo Chit – On Nut 42 Bath THB 604 Total THB Total THB 1 = IDR 375IDR Day 3 Jalan Jalan di Pattaya Sebenernya ada niatan buat ke budha lasser di hari ketiga ini, tapi gegara hostelnya super duper lambat waktu check in jam 2 kita harus nunggu sampai jam setengah 4 baru bisa check in. Mungkin baru dibersihkan kamarnya. Duh, not recomended deh kalau ke sini double bunk. Udah kesorean jadi males buat main ke tempat yang jaraknya lumayan jauh. Saya nggak merekomendasi tempat yang saya inapi waktu itu, mending kamu cari hostel pattaya bagus. Cuma menghabiskan malam di walking street yang banyak kelab kelab malam, sesekali dapat bonus lihat penari striptis di dalam bar yang telanjang dari jalan. Ada free trial dari kelab dengan membuka pintu depan sehingga orang bisa lihat ke dalam D. KegiatanBiayaSarapan beli di SevelTHB 35Berangkat ke Pattaya Dari VX Fifty Hostel cari taksi di depan penginapan Taksi ke Victory Monument 200 Bath / 4 = 50 Bath Pattaya Van 92 Bath THB 142 Hostel Asia Backpacker 2 Malam Not Recomended Jalan kaki dari pool ke penginapan sekitar 1 km Bisa naik Songtheaw, 10 Bath THB 500 Jalan Jalan Malam ke Walking Street Makan Malam di Halal Restaurant 60 Bath Naik Taksi 200 Bath dibagi berempat 50 Bath Jajan Street food 50 Bath THB 160 Sub TotalTHB 837Total IDR 1 THB = IDR 375IDR Day 4 Keliling Pattaya Koh Larn & Sanctuary of Truth Dimulai dengan menyebrang ke Koh Larn, trus jalan-jalan di pulau kecil yang cukup rame. Setelah itu main ke sanctuary of Truth. Apesnya, diperjalanan ban bocor dan harus ganti ban. Itu memakan waktu yang sangat banyak karena nyari bengkel buat ganti ban enggak nemu-nemu, bocornya pas di tengah kota D. Akhirnya udah terlalu sore untuk melanjutkan perjalanan tersebut. KegiatanBiayaSarapan beli di Sevel THB 35 Main ke Koh Larn Sewa Motor 200 Bath, dibagi dua jadi 100 Bath Naik Motor dari Penginapan ke Bali Hai Pier dan parkir motorPattaya – Koh Larn Ferry 30 Bath Jajan Es Krim 100 Bath Kirim Post Card 105 Bath Sonthaew di Koh Larn 20 Bath Makan siang di Koh Larn 120 Bath Ferry Koh Larn – Pattaya 30 Bath THB 505 Main ke Sanctuary of Truth Naik Motor dari Bali Hai Pier ke Sanctuary of Truth Google MapHTM 500 Bath. Beli tiket online lebih murahJus Mangga 60 Bath Ban bocor di perjalanan 180 Bath THB 740 Makan Malam Pakai KebabMakan malam beli kebab harganya 100 bath THB 100 Sub Total THB 1380 Total IDR 1THB = IDR375 IDR Day 5 Pattaya – Bangkok – Jakarta – Surabaya Hari kelima ini galau abis, mau berangkat ke Bangkok karena ada reschedule perjalanan malam hari sebelum keberangkatan. Bahkan kemarin sempat ada opsi buat nambah sehari di Bangkok karena reschedule. Akhirnya menelpon kantor air asia di Jakarta untuk bertanya tentang hal ini dan ternyata enggak ada masalah sih dengan reschedule karena kita belinya conecting flight. KegiatanBiayaSarapan beli di SevelTHB 35Pattaya – Don Mueang Airport Bangkok Dari hostel menuju ke Pattaya Van Pool oper songtheaw 2 kali 20 bathPattaya – Bangkok via Pattaya Van 92 BathVictory Monument – Don Mueang by Taxi 400 bath dibagi berempatMakan gratis gegara reschedule Air Asia kurang dari 24 jam sebelum penerbangan THB 232 Penerbangan Don Mueang DMK – Soekarno Hatta CGK -Surabaya SUBDapat snack lagi di CGK karena conecting flight delay IDR Sub TotalTHB 267Total IDR 1THB = IDR375 di total semua, itinerary thailand yang sudah saya jalankan ini tidak menghabiskan budget sampai 3 juta rupiah. Mungkin kamu juga bisa tiru itinerary Thailand yang sudah saya buat dan praktekkan ini, sehingga liburanmu di Thailand bisa lebih efisien baik dari segi perjalanan hingga budget.